2007/11/18

Gambar yang Drawing…


Kita sebagian manusia mengenal gambar sejak usia balita, khususnya dalam Pendidikan Taman Kanak-Kanak. Hal itu disebab karena menggambar merupakan bagian dari penerapan sistem pendidikan. Meski menggambar adalah sebuah aktifitas yang dianggap mudah, namun dalam kenyataannya menggambar adalah langkah awal dari pembentukan karakter pada anak.dimana anak bisa bermain dengan polosnya menggoreskan alat tulis tanpa ada rasa ragu ataupun salah dalam menuangkan ide gagasan dalam ekspresinya. Menggambar merupakan metode dasar yang didalamnya mencakup empirik.
Jika ditelaah lebih dalam aktifitas menggambar sudah ada pada masa purba atau prasejarah. Nenek moyang dizaman prasejarah sudah mengenal gambar dengan cara menggores dinding gua dengan batu atau darah binatang, mereka melakukan itu sebagai simbol ekspresi cerita atau ilustrasi terhadap kehidupan yang mereka lakukan. Begitu juga dengan kehidupan dizaman klasik, mereka mengenal gambar sebagai media ekspresi untuk menceritakan kehidupan dan media penyebaran kebudayaan.
Gambar pada masa modern mengalami perkembangan yang sangat signifikan, itu lebih disebabkan karena pada masa modern mengalami perkembangan yang pesat disegala aspek. Hal itu mempengaruhi fungsi dan kegunaan dalam gambar, gambar lebih digunakan sebagai media pengembangan teknologi dan industri. Paradigma seperti ini merupakan ajakan dari modernisme yang terjadi abad 19 dan awal abad ke 20 pada budaya pasca-modern abad ke 21. Kita diabad ke 21 ini termasuk era yang dihadapkan dengan arus ledakan informasi dan globalisasi, dimana segala informasi akan senantiasa berubah, serta tak ada batasan antara yang disana dengan yang disini. Pada waktu yang dipenuhi oleh perubahan yang cepat dan kemajuan teknologi ini, budaya kontemporer mampu merubah fungsi gambar menjadi bahasa rupa yang independen dan mampu disejajarkan dengan seni rupa murni yang lain.
Dari perayaaan inilah sekelompok perupa muda UNESA mencoba ikut merespon Globalisasi dengan bahasa gambar. Dengan melaksanakan Pameran gambar dilantai ground Royal Plasa pada bulan April 2007, yang terdiri dari perupa UNESA berbagai angkatan yaitu Anang, Andreas, Andi, Betoro, Eryn, Fauzy, Ferisal, Ikhsan, Khoirul, Mira, Poso, Puput, Romi, Salamun, Sifin, Suprihatin, Sandi, Winarno, Winda dan Woro.

2007/10/02

Figur Karakter


(tandukku...,2006 30 cm x 15 cm)


(angel, 2006 30 cm x 15 cm)
Ini adalah karya gambar yang saya buat pada tahun 2006, dengan ukuran 25 cm x 25 cm. Karya ini sempat dipamerkan, dalam pameran yang diselenggarakan oleh aktifis desain grafis alumni ITS yang bekerja sama dengan restoran Mc Donald’s. Pameran ini diselenggarakan di Restoran Mc Donald’s Plasa Surabaya Lantai 1.

Karya gambar yang saya pamerkan ini lebih kearah gambar sosok-sosok manusia yang memiliki “sayap”. Dengan menceritakan sosok manusia yang mencoba terbang dengan “sayap” untuk mengarungi dunia,. “Sayap” berarti terbang, melayang keangkasa tinggi, meski suatu saat pasti turun ke dasar lagi. “Sayap” dikepakan memiliki kekuatan yang sangat besar, sebab “sayap” selalu melawan arus angin yang dilalui. “Sayap” bisa identik dengan malaikat, sesosok makhluk yang selalu membawa kebaikan.

Ini sama halnya dengan negara Indonesia yang sampai saat ini sebagai negara yang berkembang, mencoba untuk mendapat pengakuan dari negara mainstream. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah, sudah semestinya mampu mengepakkan sayap sang GARUDA menuju negara Indonesia yang “Gemah Ripah Luh Jinawi Sarto Tentrem Kerto Raharjo



(help me..., 2006 30 cm x 15 cm)

Human Error


(human error, 2004 230 cm x 150 cm)
“Human Error” adalah sebuah karya seni rupa yang berbasis eksperimental art. Karya yang dibuat tahun 2004 ini pernah dipamerkan dalam Festival Seni Surabaya tahun 2004 di Balai Pemuda Surabaya. “Human Error” diambil dari bahasa Inggris yang berarti kecelakaan/kesalahan manusia. Dalam karya “Human Error” arti kata tersebut lebih cenderung kepada perasaan kebingungan dari pembuatnya, ini disebabkan karya “Human Error” dibuat dalam rangka proyek dari Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya (UNESA), karya ini dibuat oleh Dosen dan 3 (tiga) mahasiswa seni rupa ; Winarno S. Sn dan Sandy, Ferisal dan Puput.
Proyek ini bertujuan Dosen dan Mahasiswa bekerjasama untuk membuat karya eksperimental dalam bidangnya masing-masing. Dalam pembuatan karya “Human Error” dilakukan dalam waktu 2 bulan, yang direalisasikan dalam bentuk karya instalasi ekperimen. Yang terdiri dari satu manekin yang berada didalam jeruji dan lima manekin berada didepannya yang dihubungkan dengan selang, selain itu karya yang berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi ini, terbalut oleh gambar-gambar dengan teknik drawing atau stencill.


(marginal.com, 2004 200 cm x 150 cm)
Memang ditinjau dari pembuatan karya “Human Error” ini dibuat lebih kearah visualnya, hal ini dikarenakan tujuan utama bukan kearah konseptual. Melainkan bagaimana mahasiswa berani bermain dengan material-material /bahan-bahan baru yang lebih kearah seni rupa alternatif, seperti yang telah dilakukan oleh kampus-kampus seni murni di Indonesia. Meski begitu dengan usaha dan pemikiran yuang matang sebagai bahan presentasi kepada seluruh mahasiswa Jurusan Seni Rupa UNESA, karya “Human Error” mencoba dengan sedikit sentuhan konsep, walaupun konsep tersebut cenderung dipaksakan, hal ini disebakan karena tidak adanya kesepakatan yang jelas diantara pembuat.

Search This