2009/11/17

Seni Rupa Modern Vs Seni Rupa Kontemporer

Seni Rupa Modern

Sebelum memasuki kajian tentang seni rupa modern, kita harus memahami terlebih dahulu apakah yang dinamakan dengan “seni rupa modern” tersebut, kalau berbicara tentang seni rupa pastilah sudah tidak asing lagi. Maka tinggalah tentang arti kata “modern” yang masih dipertanyakan.
Kalaupun secara kronologis batasan seni rupa modern dan menyempitkan hanya pada karya-karya yang diciptakan pada waktu atau jaman modern, maka akan mengalami kesulitan, dimana dan kapan mulainya seni rupa modern.
Istilah “modern” dalam hal ini tidak selalu dihubungkan dengan waktu. Menurut Canady “Modern art begins nowhere because it begins everywhere. It is fed by a thousand roots, from cave painting 30,000 years old to the spectacular novelties in the last week’s exhibitions”. (dalam Soedarso, 2000:3)
Pencapaian dari masa ke masa di banyak tempat di dunia, turut membentuk seni modern, sehingga susah menentukan kapan dan dimana periode seni rupa modern itu bermula. Memang seni rupa modern tidak terbatas oleh hal-hal yang dapat dilihat mata seperti obyek lukisan ataupun corak dan gaya tertentu, melainkan lebih pada sikap batin sang seniman.
Sehingga seni modern tidak kenal lagi batas-batas daerah dengan kekhasannya, melainkan menjadi universal sifatnya. Namun dalam seni rupa modern terdapat satu yang menonjol bahkan menjadi ciri khasnya adalah “kreativitas”. Sedangkan konsep dasar dalam seni modern adalah lebih cenderung ‘seni untuk seni’.
Dalam duni seni rupa modern pastilah tidak lepas dari Istilah ‘avant-garde’. avant-garde pada mulanya diperkenalkan oleh pelukis Prancis, Henri de Saint-Simon, ketika tahun 1825 ia membentuk perhimpunan seniman, ilmuan dan industrialis, yang bertujuan membangun masa depan dengan pemikiran-pemikiran positif. Sedangkan avant-garde yang mempengaruhi pembentukan modernisme, terbagi menjadi dua (2) yaitu; avant-garde heroik (Heric Avant Garde) dan avant-garde kaum murni (Purist Avant Garde). (Supangkat, 1993:16-17)
Berikut diagram tentang perkembangan seni rupa modern menurut pendapat Soedarso (2000:176)


Untuk lebih mengetahui tentang seni rupa modern, merujuk pendapat Amy Dempsey dalam bukunya Style, School and Movements, yang membagi seni rupa modern menjadi 5 (lima) periode, yaitu:
Rise of the Avant Gardes (1860-1900)
Modernisms for a Modern World (1900-1918)
Search for a New Order (1918-1945)
A New Disorder (1945-1965)
Beyond the Avant Gardes (1965-Sekarang)
Sedangkan avant-garde yang tumbuh setelah dua avant-garde lainnya adalah avant-garde radikal yaitu avant-garde yang tidak berkaitan sama sekali dengan prinsip-prinsip modernisme, tetapi adalah sebagai penentang/pemberontak dari modernisme. Charles Jencks seorang pemikir anti-modernisme (dalam Supangkat, 1993:19) berpendapat bahwa
“Bila avant-garde lainya berusaha membangun wilayah artistik, avant-garde radikal berusaha membuka semua batas-batas wilayah profesi dan menantang semua standar, termasuk mencurigai kepekaan mereka sendiri, dasarnya membongkar batas-batas yang memisahkan seni dari kehidupan”
Dalam pandangan Jencks diatas dapat disimpulkan bahwa dasar pemberontakan dari avant-garde radikal adalah menentang tradisi yang selama ini menjadikan modernisme terpisah dari kehidupan. Dari pikiran-pikiran inilah kemudian dikenal dengan konsep-konsep pasca-modernisme. 
Seni Rupa Kontemporer
Wacana seni rupa kontemporer dalam hal ini memang tidak lepas dari pandangan Jencks akan avant-garde radikal, yang mengatakan bahwa seni tidaklah lepas dari kehidupan. Pada avant-garde radikal diwarnai dengan karya-karya instalatif, video, indigenous art dan site spisific art yang dapat dikatakan trendy.
Dalam The American Heritage Dictionary (www.americanheritage.com ) seni rupa kontemporer berasal dari terjemahan frase “Contemporary Art”, kata kontemporer (Contemporary) tergolong kata sifat (adjective) dengan bentukan lain seperti: ‘contemporaries’ (noun) dan ‘contemporarity’ (adverb) yang berarti:
Belonging of the same age
Of about the same age
Current, modern
Seni rupa kontemporer secara harfiyah berarti seni rupa ‘sezaman’ atau seni rupa yang berkaitan dengan waktu (sekarang).meskipun akhirnya dalam pemahaman mengalami kerancuan baik dari definisi-definisi ataupun kualitas tertentu.
Sedangkan definisi pasti dari istilah seni rupa kontemporer dalam dunia seni rupa sebenarnya masih diperdebatkan, namun secara umum seni rupa kontemporer merujuk pendapat Jhon Griffith (dalam Mingkit, 2001:48) yang menyatakan bahwa:
istilah ‘kontemporer’ dalam seni rupa mengacu pada suatu kualitas tertentu yaitu kualitas dengan kecenderungan arah yang mencapai pada mempertanyakan kaidah-kaidah yang ada pada modernismse yang dianggap telah mencapai tahap antiklimaks atau tidak dapat mewadahai atau mengakomodasi lagi pemikiran-pemikiran yang berkembang sekarang ini.

Banyak yang mengatakan bahwa seni rupa kontemporer merupakan perkembangan terakhir dari dunia seni rupa setelah Modernisme. Jika dalam dunia budaya global perubahan ini disebut dengan “Post Modernism” maka di dunia seni rupa disebut dengan Seni Rupa Kontemporer (Contemporary Art).
Secara kronologis banyak pandangan yang mengatakan bahwa seni rupa kontemporer dimulai sesudah tahun 70-an sebagai tanda akan keterbukaan diri pada kecenderungan sosial dan budaya. (Mingkit, 2001:50-52)
Lain dari itu adalah pendapat yang menganggap bahwa seni rupa kontemporer dimulai sekitar 50-an atau pada akhir Perang Dunia II, dimana akibat tekanan dari Hitler, pusat perkembangan seni rupa mengalami pergeseran dari Paris ke New York yang disebabkan eksodus orang-orang Eropa ke New York yang termasuk seniman dan intelektual. (Dempsey, 2002:188)
Berikut ini diuraikan secara sekilas aliran-aliran yang muncul dalam perkembangan seni rupa kontemporer menurut pandangan kedua (perkembangan seni rupa dilihat dari pergeseran pusat seni rupa dari Paris ke New York), diantaranya yaitu:
Abstract-Expresionism/Abstrak-Ekspresionisme (sekitar tahun 1950)
Dengan tokoh utamanya diantaranya seperti Arshile Gorky, Willem de Kooning, dan Jackson Pollock.
Pop Art (sekitar tahun 1958)
Dengan tokoh utamanya diantaranya seperti Jasper Jhons, Andy Warhol, dan Robert Rauschenberg.
Photorealisme (Realisme Fotografi)
Op Art/Optical Art
Happening Art/Performance Art
Installation, Site Work, Video Art
Minimalis Art, Conceptual Art
Land Art, Environmental Art


Tidak ada komentar:

Search This